Twkpenerapan sila 2 undang-undang tidak keluar kebanyakan pelanggaran terus ada peran Muhammad Hatta tujuan dibentuk ASEAN , #7 Pelopor Pancasila yang tidak termasuk dalam anggota sembilan hasil sidang BPUPKI pertama, pembukaan undang-undang 1945, penusukan Wiranto pelanggaran sila ke, krisis moneter masa penjajahan Belanda - Ekonom Institute for Developments of Economics and Finance INDEF Faisal Basri menilai cara pemerintah membiarkan eksploitasi Sumber Daya Alam SDA di Indonesia mengkhawatirkan. Dari data yang ia miliki misalnya, produksi dan ekspor batu bara Indonesia mencapai 7,2 persen dan 16,1 persen dari porsi share dunia. Padahal, cadangan Indonesia hanya 2,2 persen dari porsi dengan India yang cadangan, produksi, dan ekspornya yang secara berurutan 9,4 persen, 7,8 persen, dan 0,1 persen dari porsi dunia atau Amerika yang cadangan, produksi, dan ekspornya yang secara berurutan 24,2 persen, 9,9 persen, dan 8,9 persen dari porsi dunia.“Jadi tidak semua pendapatan dari SDA dihabiskan sekarang. Harus ada jatah buat generasi mendatang. Kalau eksploitasi ya untuk dalam negeri bukan diobral ke luar,” ucap Faisal dalam konferensi pers bertajuk "Tawaran Indef untuk Agenda Strategis Pangan, Energi, dan Infrastruktur" di ITS Tower pada Kamis 14/2/2019.Menurutnya, langkah Indonesia bertolak belakang dengan negara-negara tetangga yang memilih untuk tidak mengeksploitasi SDA-nya melewati batas wajar. Kalau pun dieksploitasi, kata dia, seharusnya hal itu ditujukan untuk pemenuhan dalam negeri ketimbang mengejar ekspor semata.“Tapi kita seperti kesurupan menghabiskan SDA secepat mungkin. Tidak peduli generasi yang datang,” tambah menuturkan, kebiasaan pemerintah dalam mengeksploitasi SDA juga tidak terlepas dari kebutuhan pemerintah dalam “menambal” persoalan ekonomi. Pasalnya, lanjut Faisal, SDA dijadikan sebagai sumber pemasukan cepat semata.“SDA jadi bemper makro ekonomi. Makro buruk garuk SDA. Rupiah jeblok, tambah kuota ekspor. Enggak boleh begini dalam bernegara,” tukas juga Soal Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Diminta Tak Andalkan Konsumsi Anies Jelaskan Soal Rendahnya Serapan Anggaran Dinas SDA DKI - Ekonomi Reporter Vincent Fabian ThomasPenulis Vincent Fabian ThomasEditor Dewi Adhitya S. Koesno Pengamalansila ke 5 dalam eksploitasi sumber daya alam 1 Lihat jawaban Iklan Jawaban 3.4 /5 90 Dirwank sila ke 5 keadilan sosial bagi Seluruh rakyat Indonesia . pegamalan Dalam pemanfaatan sumber Daya Alam termuat Dalam pasal 33 ayat 2 dan 3 UUD 1945 ayat 2 : cabang cabang produksi yang penting dikuasai oleh negara Pengantar redaksi. Bulan Juni adalah bulan yang istimewa. Tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Kelahiran Pancasila. Tanggal 5 Juni secara internasional diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup. Apa keterkaitan kelima sila dalam Pancasila dengan lingkungan hidup dan kewajiban pelestarian alam? Tulisan ini akan berbicara tentang hal itu. Apakah nilai-nilai Pancasila sudah secara sistematis “terlupakan” dalam khazanah kehidupan masyarakat kita? Jawabannya akan menjadi perdebatan, tetapi fakta-fakta di tengah masyarakat bisa menjadi bukti konkrit bahwa dasar bernegara ini cenderung hanya menjadi slogan di dinding ataupun sekedar bahan pelajaran di sekolah-sekolah. Hapal Pancasila, tapi sesama anak bangsa saling serang, korupsi jalan terus, agama dijadikan sumber konflik, parpol saling sikut dan kongkalingkong, persatuan diabaikan dan kekayaan alam hanya milik segelintir orang. Begitulah fenomenanya di jaman now. Pancasila seakan tercerabut dari masyarakatnya sendiri, tercerabut dari orang-orang yang sudah bersepakat untuk mengambilnya sebagai jalan hidup. Kalau memang kita sudah terlepas dari akar, dari tempat berpijak, maka kita tidak lagi menapak tanah, publik sudah menjadi publik di awang-awang. Tak tahu lagi realitas, tak terikat lagi dengan sekitarnya. Bersenang-senang dengan segala yang bersifat konsumerisme, lupa akan tanah tempat berpijak. Pada konteks ini komunitas yang tak menapak tanah adalah orang-orang yang tak lagi paham akan jernihnya air di sungai, gelepar ikan di sela bebatuan, kuningnya padi di musim panen yang bercengkerama dengan pipit terbang rendah, tak paham lagi akan pekatnya air rawa gambut tempat berlayar biduk nelayan pencari purun. Yang tampak di depan mata hanyalah hamparan alam yang bisa menjadi sumber pundi-pundi, memandang lahan sebagai sumber kekayaan pribadi. Itulah publik yang tak lagi berpijak, orang-orang jaman now. Melepaskan masyarakat dari hakekat alam semesta atau dari keterhubungannya dengan ekosistem yang lebih besar, sama saja dengan melepaskannya dari pondasi bernegara. Pancasila sudah merangkum semua dasar-dasar kehidupan, aspek ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan dan keadilan sosial untuk semua makhluk. Sudah ditegaskan semua itu, yang intinya menyatakan bahwa kehidupan ini adalah ekosistem yang besar. Dalam bahasa lain, kehidupan ini terdiri atas geopolitik dan geospasial yang harus dipahami sebagai sebuah kesatuan. Satu sudut pandang yang berangkat dari rasa kepentingan semua makhluk secara bersama-sama. Wawasan nusantara begitulah bahasa yang kerap didengar. Oleh karenanya, kalau sekarang kita banyak mendengar dan bahkan menderita karena bencana yang tak jua hilang, seperti pekatnya kabut asap gara-gara kebakaran lahan atau derasnya banjir di musim hujan, pada dasarnya kita sudah menjadi bagian dari publik yang tak dekat lagi dengan dasar bernegara. Bencana bukan karena faktor alam semata, sangat kecil kemungkinannya, tapi justru dominan karena ulah manusia. Manusialah yang membabat hutan, membakar lahan dan manusia juga yang kemudian menderita serta dipusingkan dengan hal itu. Manusia yang melepaskan diri dari tempatnya berpijak dan itu adalah manusia yang tidak menjiwai Pancasila. Terhadap terjadinya kerusakan lingkungan, termasuk kebakaran hutan dan lahan karhutla, sudah cukup banyak usaha yang dilakukan, namun hampir bisa dipastikan semua tak tuntas dalam menyelesaikan masalah. Kecenderungan hanya penawar rasa sakit, sikap cepat dalam tanggap darurat tapi minim pada mitigasi. Bencanapun terus berulang. Siapakah yang berada di sekitar kebakaran hutan dan lahan tersebut? Masyarakat desa, pemerintah desa, pemerintah kabupaten dengan beragam SKPD nya, dan perusahaan perkebunan. Itulah komponen yang terkait langsung, yang paling banyak beraktifitas dan memiliki tanggungjawab langsung terhadap keadaan alam setempat. Andai setiap musim kemarau masih juga terjadi karhutla maka bisa dipertanyakan ada apa yang terjadi sebenarnya. Jangan-jangan mereka justru menjadi penyebab masalah alih-alih penyelesai masalah. Begitupun, saat musim hujan, banjir selalu datang dan kita selalu disibukkan dengan soal dapur darurat, tim penanggulangan, sarana prasarana dan seterusnya. Bencana seakan menjadi proyek tahunan yang harus selalu masuk dalam mata anggaran. Bukan antisipasi tapi keyakinan bahwa bencana itu pasti datang. Apabila mau menyelesaikan masalah, lihatlah pada akar persoalan. Saya bisa pastikan bahwa akar masalah kita adalah karena melupakan dasar bernegara, mengabaikan Pancasila sebagai sesuatu yang konkrit. Tidak menjadikan Pancasila sebagai sesuatu yang penting, dan melepaskan Pancasila dari kehidupan sehari-hari. Derita saat bencana terjadi, hanya ekses saja dari semua hal itu. Pancasila dan Pelestarian Alam Indonesia Bisa kita runutkan, dimana pada sila pertama berbicara tentang Ketuhanan, keyakinan pada Sang Pencipta. Ini adalah pondasi utama yang tak boleh dilupakan. Alam semesta ini adalah ciptaan Sang Khalik, semua agama mengakui itu dan manusia harus menjaga dan merawatnya. Kalau alam tidak dirawat sama saja kita tidak mempercayai kuasa Tuhan terhadap itu. Merusak milik Tuhan, sama saja dengan tidak mengakui adanya Tuhan, dan tidak mengakui Tuhan jelas bukan Pancasilais. Sila kedua, menekankan pada sisi kemanusiaan dengan tekanan keadilan dan keberadaban. Terjadinya peristiwa karhutla sudah sangat jelas meniadakan sisi kemanusiaan, apalagi adil dan beradab. Kalau ada hanya sekelompok orang saja yang punya kuasa terhadap sekian ribu hektar lahan, bisa melakukan apa saja di lahan tersebut, berkilah pula saat kebakaran terjadi, bahkan bereuforia pula sebagai kelompok yang peduli lingkungan, perusahaan dengan CSR terbaik, disitulah rasa keadilan dan kemanusiaan pada sila kedua sudah terganggu. Tindakan yang menciptakan aspek kemanusiaan terganggu adalah tindakan yang tidak Pancasilais. Begitu pula dengan tindakan yang memberikan akses terhadap munculnya sikap non pancasilais tersebut, termasuk memberi izin secara besar-besaran, apalagi berkongkalingkong dengan izin itu. Apa yang bisa dilakukan? Batasi kepemilikan lahan dan wajibkan pemilik lahan menjaganya. Sila ketiga, persatuan, yang sangat jelas terhubung dengan pertama dan kedua. Semua kita berada dalam satu hamparan wilayah yang saling berhubungan. Sakit di satu sisi akan jadi gangguan pada semua sisi. Bersatu artinya punya makna saling membutuhkan, saling merasakan, terikat dalam satu rangkaian tak terpisahkan. Kalaulah tindakan yang kita lakukan ternyata menyebabkan munculnya borok dan merusak hubungan dengan pihak lain, kita sudah menganggu persatuan itu. Satu aliran sungai yang berhulu di satu provinsi tapi berhilir ke daerah lain, maka itu harus dipandang satu hamparan, satu landscape. Tak serta merta dikatakan ini bukan urusan saya, karena itu sudah mengganggu rasa persatuan. Sila keempat, bijaksana dan musyawarah untuk mufakat, adalah point penting untuk mengatakan bahwa seluruh tumpah darah negara ini harus diperlakukan sebaik-baiknya, secara bijaksana untuk kemakmuran, dengan semangat kebersamaan. Itulah mufakat, bukan memaksakan kehendak pada satu keinginan. Tanah, bumi dan kekayaan alam didalamnya adalah milik bersama, perlakukanlah secara bijaksana. Tahu akan dimana air mengalir, dimana pohon akan tumbuh, dimana padi akan ditanam. Tidak justru melihat bahwa semua adalah untuk pabrik, rumah, industri, dan hanya untuk manusia saja. Bermufakatlah, maka kita akan bijaksana dan itu adalah jiwa yang Pancasilais. Sila kelima, keadilan sosial dan kemakmuran. Ini betul-betul dasar yang mengatakan bahwa semua rakyat Indonesia punya hak yang sama untuk kemakmuran. Kesehatan, kenyamanan, kebahagiaan, ketentraman adalah milik seluruh makhluk, apalagi manusia. Andai hutan kita babat, tanah dikeruk untuk kolam batubara, rawa dikeringkan untuk kebun kelapa sawit dan HTI, maka kebahagiaan dan ketentraman itupun terganggu. Hawa sejuk berganti dengan kering panas. Sungai menjadi kering, ikan mati, gajah masuk kebun, dan harimau memangsa manusia, itulah yang dikatakan mengganggu dan menghambat keadilan sosial. Pancasila dikunci dengan keadilan sosial ini. Oleh karena itu, momen harlah Pancasila sekarang ini, kendati tak dirayakan gegap gempita, setidaknya mari melakukan refleksi, menilai ke dalam dan berkontemplasi, sembari mengkonkritkan Pancasila di semua sisi, terutama soal bencana. Tidak terlambat, tapi sudah semestinya Pancasila itu konkrit dalam kehidupan. Tak bisa dalam skala besar, lingkup kecilpun jadilah. Tak bisa memperbaiki, tidak merusakpun, sudah sangat bagus, dan itu sudah bagian dari Pancasila. * Kol. Inf. Kunto Arief Wibowo, penulis saat ini adalah Peserta Lemhannas RI dan mantan Dansatgas Karhutla Sumsel. Artikel ini merupakan opini pribadi penulis. Artikel yang diterbitkan oleh IlmuPengetahuan Alam 3.8 Memahami pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya 4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang- orang di lingkungannya • Keseimbangan dan Pelestarian Sumber Daya Alam • Pengertian sumber daya alam. • Macam-macam sumber daya alam. • Upaya Home » IPS » 30 Contoh Pengamalan Sila Ke-5 Sila Kelima Pancasila On November 4, 2018 In IPS Pancasila adalah dasar negara dan pedoman hidup bagi bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila berisi pokok-pokok pikiran yang dituangkan secara formal dalam bentuk Undang-Undang Dasar. Sebagai pedoman hidup, Pancasila menjadi panduan bagi rakyat Indonesia dalam bersikap dan berperilaku. Kandungan isi dari sila-sila dalam Pancasila tersebut pada dasarnya telah menjadi bagian dari norma kehidupan bagi rakyat Indonesia sejak dahulu kala. Sila kelima dari Pancasila yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” merupakan cita-cita luhur bangsa Indonesia untuk menciptakan kesejahteraan bersama berdasarkan keadilan. Para leluhur kita telah memiliki semangat mencapai cita-cita mayarakat yang sejahtera dan berkeadilan. Oleh karena itu kita juga harus memiliki semangat untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut. Caranya adalah dengan bersikap dan berperilaku sesuai dengan sila kelima Pancasila tersebut. Sebaliknya, sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan sila kelima Pancasila harus kita hindari. Bagaimana cara sikap dan perilaku yang sesuai dengan sila kelima Pancasila? Pemerintah telah menetapkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang berisi 45 butir. Butir-butir pedoman tersebut merupakan penjabaran dari kelima sila dalam Pancasila. Berikut ini pembahasan contoh sikap dan perilaku yang sesuai dengan sila kelima Pancasila. 11 Butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Sila Ke-5 Kelima Pancasila Ada 11 butir pedoman pengamalan sila ke-5 yang terdapat dalam 45 butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghormati hak orang lain. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. Suka bekerja keras. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Contoh-Contoh Pengamalan Sila Ke-5 Kelima Pancasila Berikut ini beberapa contoh pengamalan sila ke-5 dari Pancasila yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Berlaku adil terhadap sesama Menghormati hak orang lain atas dasar keadilan Suka bekerja keras Tidak berperilaku boros Tidak bergaya hidup mewah Suka berhemat Tidak melanggar peraturan yang berkaitan dengan kepentingan umum Tidak menyalahgunakan fasilitas umum untuk kepentingan pribadi Tidak merusak fasilitas umum Tidak malas dalam bekerja Menghargai hasil karya orang lain Tidak menggunakan mobil pribadi untuk kebut-kebutan di jalan raya Tidak merusak lingkungan yang dapat membahayakan masyarakat Melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan bersama Gotong royong membangun jalan Gotong royong membersihkan sungai Membantu perekonomian masyarakat dengan memberikan pelatihan usaha Memberdayakan potensi wisata desa Menjaga suasana kekeluargaan di lingkungan masyarakat Tidak bersikap pilih kasih dalam pergaulan di masyarakat Menolong orang lain untuk mandiri Berpartisipasi untuk membangun desa Tidak melakukan kegiatan yang dapat merugikan masyarakat sekitar Memelihara fasilitas umum Gotong royong membangun jembatan Menggunakan hak dan melaksanakan kewajiban secara seimbang Melindungi hak-hak orang lain Melakukan kegiatan untuk kesejahteraan bersama Tidak melakukan pemerasan terhadap orang lain Tidak menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu tetangga About Author JadiPaham Pengaturanstandardisasi secara nasional ini diperlukan dalam rangka peningkatan keberterimaan produk nasional, dorongan produktivitans dan daya guna produksi serta menjamin mutu produk dan/atau jasa, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk dan/atau jasa dipasar global. Dari Eksploitasi ke Perkayaan Sumber Daya Alam . Jumat, 08 Menerapkan contoh dan pengamalan sikap sila ke 5 Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan sekolah adalah hal yang wajib kamu ketahui. Sebab Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang dapat dijadikan sebagai pedoman oleh masyarakat untuk bersikap. Jika kita mewujudkan pengamalan seluruh sila dalam Pancasila secara baik dan benar. Maka cita-cita bapak Bangsa Indonesia yang ingin Tanah Air menjadi makmur dan sejahtera dapat terwujud. Namun, sayangnya pada hari ini belum semua warga negara Indonesia yang menerapkannya secara disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu sila yang mempunyai makna terpenting adalah sila kelima yang berbunyi “Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Untuk lambangnya sendiri adalah padi dan kapas. Kira-kira sikap seperti apa yang menggambarkan sila tersebut, ya? Yuk, langsung saja kita simak 35 pengamalan sikap sila ke 5 Pancasila di kehidupan sehari-hari dan sekolah berikut ini. Sumber 1 Tidak membeda-bedakan orang berdasarkan Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan. 2 Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. 3 Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain di tempat umum. 4 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 5 Hukum tidak memandang kasta dan status seseorang. 6 Membela orang yang tertindas. 7 Suka menolong orang lain. 8 Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong. 9 Mengadakan kegiatan keamanan di lingkungan perumahan atau tempat tinggal. 10 Selalu menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. 11 Tidak menyalahgunakan fasilitas umum untuk kepentingan pribadi. 12 Bersama-sama berusaha mewujudkan yang merata dan berkeadilan sosial. 13 Tidak menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu orang lain. 14 Bersikap adil terhadap semua teman di tempat bermain. 15 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. 16 Menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi semua orang. 17 Membantu teman yang sedang kesusahan. 18 Memberikan bantuan sosial bagi orang yang sedang terkena musibah. 19 Menghargai kegiatan ibadah untuk semua kepercayaan di Indonesia 20 Melaksanakan kewajiban kita sebagai pelajar. 21 Tidak sombong dan tinggi hati. 22 Menghindari sikap iri terhadap orang lain. 23 Tidak merendahkan orang lain 24 Memberi dukungan kepada orang lain tanpa memandang status. 25 Memberikan sedekah kepada orang yang kurang mampu. 26 Menghindarkan gaya hidup mewah dan hedonisme. 27 Berani memperjuangkan keadilan untuk diri sendiri dan juga untuk orang lain. 28 Pantang menyerah mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. 29 Tidak melakukan hal yang melawan hukum. 30 Menghindarkan hal vandalisme yang merugikan kepentingan umum. 31 Mendirikan koperasi. 32 Jangan menggunakan hak pribadi kamu untuk memaksa atau menindas orang lain. 33 Tidak melakukan tindakan curang kepada teman atau guru di sekolah. 34 Tidak membully teman di sekolah, seperti adik kelas atau teman yang memiliki keterbatasan atau status yang berbeda 35 Menghargai dan menghormati pendapat orang lain. Nah, itulah 35 pengamalan sikap sila ke 5 Pancasila di kehidupan sehari-hari dan sekolah yang patut kamu ketahui. Semoga artikel di atas bisa memberikan informasi dan bermanfaat buat kamu, ya! Jika kamu sedang mencari rumah, apartemen, tanah atau yang lainnya di marketplace properti tepercaya dan aman, bisa mengunjungi laman untuk mendapatkan penawaran terbaik seperti di Lexington Residence Jakarta Selatan. Buka lembaran baru, wujudkan impianmu dan kami selalu AdaBuatKamu. Jangan sampai ketinggalan untuk mendapatkan berita dan tips terbaru mengenai dunia properti dalam negeri serta mancanegara di artikel Nilainilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila Sila ke V yang harus diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut ( Soejadi, 1999 : 88-90) : Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain : 1. kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang
Pengertian Sila Ke 5 Sila ke 5 dalam Pancasila menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang adil dan makmur, yang berdaulat atas segenap bangsa dan tanah air Indonesia. Sila ini mengandung makna bahwa sumber daya alam di Indonesia harus dimanfaatkan dengan cara yang adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia, serta harus menjaga kelestarian sumber daya alam tersebut agar dapat dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang. Eksploitasi Sumber Daya Alam di Indonesia Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, emas, timah, dan masih banyak lagi. Namun sayangnya, eksploitasi sumber daya alam di Indonesia seringkali tidak dilakukan dengan cara yang adil dan berkelanjutan. Banyak perusahaan yang hanya memikirkan keuntungan semata tanpa memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Pengamalan sila ke 5 dalam eksploitasi sumber daya alam dapat dilakukan dengan cara 1. Pemerintah Menjaga Kepentingan Rakyat dan Lingkungan Pemerintah harus selalu menjaga kepentingan rakyat dan lingkungan dalam segala keputusan yang berkaitan dengan eksploitasi sumber daya alam. Pemerintah harus memastikan bahwa penambangan dan pengolahan sumber daya alam dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan dan tidak merugikan masyarakat sekitar. 2. Perusahaan Menjaga Keseimbangan Antar Aspek Perusahaan harus menjaga keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam melakukan eksploitasi sumber daya alam. Perusahaan harus memberikan manfaat yang adil bagi masyarakat sekitar dan tidak merusak lingkungan sekitar. 3. Masyarakat Terlibat dalam Pengambilan Keputusan Masyarakat harus terlibat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan eksploitasi sumber daya alam. Pemerintah dan perusahaan harus mendengarkan aspirasi dan masukan dari masyarakat sekitar sebelum melakukan eksploitasi sumber daya alam. 4. Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan Pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan secara berkelanjutan agar sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang. Pemerintah dan perusahaan harus memastikan bahwa eksploitasi sumber daya alam tidak merusak lingkungan dan memperhatikan kelestarian sumber daya alam tersebut. 5. Pengawasan yang Ketat dari Pemerintah Pemerintah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam oleh perusahaan. Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan bahwa eksploitasi sumber daya alam dilakukan dengan cara yang adil, berkelanjutan, dan tidak merusak lingkungan atau merugikan masyarakat sekitar. Kesimpulan Pengamalan sila ke 5 dalam eksploitasi sumber daya alam sangat penting untuk menjaga keadilan dan keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pemerintah, perusahaan, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa eksploitasi sumber daya alam dilakukan dengan cara yang adil, berkelanjutan, dan menjaga kelestarian sumber daya alam tersebut.
PengamalanPancasila Sila Ke 5 Dalam Eksploitasi Sumber Daya Alam 185 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA (Studi Kasus di Kampung Pancasila Desa Tanjung Butir-Butir Pancasila dan Penerapannya dalam Kehidupan - Insan Pelajar Sebutkan Pengamalan Sila ke 5 dalam Eksploitasi SDM - Brainly.co.id
Apa saja penerapan perilaku dari sila kelima pancasila? Sebagai salah satu ideologi terbaik didunia, yang dimiliki oleh Indonesia, kita wajib untuk mengaplikasikan setiap nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila. Apa yang dicita-citakan oleh the founding father bangsa ini, harusnya juga menjadi impian kita. Kelima nilai dalam sila Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja maupun lingkungan masyarakat. Sila terakhir dalam pancasila ini berbunyi "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Bunyi dari keadilan sosial sebenarnya ditujukan untuk seluruh warga negara dalam berbagai aspek kehidupan yang menyangkut bidang material dan spiritual. Sila ke-5 memiliki simbol padi dan kapas yang yang melambangkan pangan sandang yang menjadi kebutuhan pokok rakyat Indonesia tanpa melihat status dan jabatannya. Adil secara sosial berarti memberikan perlakuan yang sama kepada semua warga negara dibidang hukum, sosial, politik, kebudayaan, ekonomi, agama dan berbagai aspek lain sesuai dengan mandat Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai salah satu perwujudan dari cita-cita bangsa Indonesia yaitu untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, sudah seharusnya sobat kosngośan menjadikan sila ke-5 dari Pancasila ini sebagai landasan hidup dan berkehidupan. Lalu apa saja sikap yang mewujudkan nilai kelima dari sila Pancasila ini? berikut ini mimin kosngosan sudah merangkumnya untuk kalian dan menjelaskannya ke dalam beberapa poin, seperti berikut Baca juga Contoh Pengamalan Nilai Pancasila Sila ke 1Contoh Sikap Sila Kelima Berlaku adil di berbagai hal Dalam kehidupan bermasyarakat kita harus berlaku adil untuk semua orang, baik itu kepada karyawan, siswa, anak anak dirumah, bermasyarakat, dan sebagainya. prinsip keadilan adalah kesamaan rataan, dan proporsionalitas sehingga tidak terjadi tumpang tindih. Keadilan akan menciptakan keharmonisan dan kekompakan dalam kehidupan bermasyarakatMemilih Secara Objektif Dalam proses pemilihan yang jujur dan adil, sobat kosngosan harus memilih berdasarkan kemampuan, pengalaman dan integritas yang bersangkutan. Misalnya ketika memilih karyawan atau memilih pemimpin. Penilaian atas dasar seperti kesukaan, kesamaan atau berbagai hal yang bersifat subjektif lainnya, tentunya tidak akan sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila di mana setiap rakyat harus mendapatkan keadilan sosialMenghormati Minoritas Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai latar belakang suku, agama, ras dan kebudayaan yang berbeda. Masing masing ada yang menjadi mayoritas atau memiliki jumlah yang lebih banyak dibanding dengan kaum minoritas dengan jumlah yang lebih sedikit. Yang namanya keadilan sosial berarti juga harus menghormati hak minoritas, dan tidak boleh berlaku semena-mena terhadap keadilan sosial bagi sesama Keadilan sosial di sini maksudnya adalah seluruh ruh warga negara Indonesia harus mendapatkan perlakuan yang adil sehingga tidak ada lagi perbedaan perlakuan pada seluruh rakyat Indonesia di tengah perbedaan yang ada. Keadilan di berbagai bidang seperti keadilan berpolitik, hukum, agama dan sebagainya harus dijunjung tinggi apabila ingin mengamalkan sila ke-5 iniMenyeimbangkan hak dan kewajiban Setiap orang pastinya memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Sobat kośngosan berhak untuk menuntut apa yang seharusnya kamu dapatkan ketika sudah melakukan kewajiban yang ada. Oleh karena itu hak dan kewajiban selalu berbarengan dan saling menyimbangkan satu sama lain. Kamu tidak bisa menuntut hak mu sebelum melakukan hak milik orang lain Kebebasan bukan berarti tidak menghormati hak milik orang lain. Kamu jelas tidak bisa menyetel lagu keras-keras pada saat malam hari ketika orang tidur, atau memarkirkan mobil mu di pinggir jalan raya. Segala sesuatu yang yang merampas hak milik orang lain tidak akan mencerminkan nilai sila ke-5 dari PancasilaMewujudkan cita cita yang adil, makmur dan merata Semua warga negara memiliki cita-cita untuk kehidupan yang lebih sejahtera, makmur dan memiliki keadilan dalam hidupnya. Negara juga memiliki cita-cita untuk mewujudkan hal tersebut. Ekonomi yang merata, tidak terciptanya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin juga menjadi tugas dan melaksanakan pembangunan Sebagai warga negara, sobat kosngosan harus mendukung pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di berbagai sektor, seperti setor infrastruktur, pendidikan, hukum, ekonomi, agama, budaya dan sebagainya. Dengan adanya pembangunan maka negara dianggap sedang bekerja untuk mewujudkan kehidupan berbangsa yang lebih baikMengelola sumber daya alam SDA untuk kesejahteraan rakyat Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam SDA dan lingkungan hidup dengan cara melakukan konservasi, rehabilitasi atau penghematan pengunaan didalam menerapkan teknologi yang ramah lingkunganMendelegasikan wewenang pemerintah pusat kepada daerah Dalam pelaksanaan pengelolaan SDA secara selektif dan pemeliharaan lingkungan hidup, sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga dimana sesuai diatur dengan undang – undang. Negara kita juga harus menerapkan sistem otonomi atau pengalihan sebagian kekuasaan kepada daerah, supaya mereka bisa mengatur daerahnya masing masing sesuai dengan Berlaku Diskriminatif Segala bentuk diskriminasi dapat diartikan sebagai pelayanan yang yang tidak adil terhadap individu atau golongan tertentu. Diskriminasi terjadi Kebanyakan karena karakteristik yang diwakili oleh individu atau golongan tersebut yang tidak disukai, sehingga korban tidak bisa mendapatkan keadilan. Perlakuan diskriminasi merupakan salah satu bentuk intoleransi. Kebanyakan diskriminasi dikarenakan perbedaan suku, antargolongan, jenis ankelamin, ras, agama, kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik Isu SARA Dalam konsep toleransi dikenal juga namanya istilah SARA, Dimana merupakan singkatan dari suku agama ras dan antargolongan. Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 pada pasal 28e menyatakan bahwa setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya masing-masing. Sehingga sebagai warga negara yang baik, sobat kosngosan tidak bisa melakukan sesuatu yang menyinggung SARA yang dapat menyebabkan konflik horizontal Contoh penerapan sila kelima lainnya diantara lain 13. Punya kemauan untuk senantiasa menolong orang lain, yang bisa kita sesuaikan dengan kemampuan masing masing 14. Selalu menghargai hasil karya, pendapat dan kerja keras orang lain 15. Tidak bertindak semena-mena, apalagi mengejek dan merendahkan orang lain 16. Menghormati hak dan kewajiban orang lain, sebagaimana orang lain juga menghormati hak dan kewajiban kita 17. Berani memperjuangkan keadilan untuk diri sendiri, kelompok, untuk orang lain dan yang paling penting keadilan bersama. Baca juga Contoh Pengamalan Nilai Pancasila Sila ke 2 Contoh Pengamalan Nilai Pancasila Sila ke 3 Contoh Pengamalan Nilai Pancasila Sila ke 4Kesimpulan Keadilan sosial yang terdapat dalam sila terakhir dari Pancasila merupakan hubungan antar pribadi. Selain itu keadilan juga harus diberikan oleh negara terhadap warganya, misalnya hak untuk hidup sejahtera, dengan adanya bantuan subsidi, bantuan langsung tunai, atau segala kebijakan yang bisa membantu masyarakat. Semoga materi mengenai pengaplikasian perilaku berdasarkan nilai dari sila kelima Pancasila ini bisa bermanfaat dan menjadi referensi buat sobat kosngosan semua. Jangan lupa untuk memberikan keadilan kepada orang lain dengan membagikan artikel ini ke beranda medsos mu ya, terimakasih.
Sehinggadari eksploitasi tersebut perusahaan memperoleh keuntungan yang sangat besar, karena perusahaan bisa mempekerjakan buruh yang murah dan yang mau bekerja keras untuk kemajuan perusahaanya. Itulah sedikit potret mengenai bukti dari implementasi dari sila ke-5 yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Upaya Pemecahan
Renatamaharani (6670180028)Tema: Problematika sosialMata kuliah: PancasilaTujuan : agar masyarakat dapat menyadari hak serta kewajiban mereka sebagai warga
Bagaimanapengamalan sila ke 5 dalam eksploitasi sumber daya alam. Jawab : Sila ke-5 adalah : "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Dalam hal ini, pengamalan dari Pancasila kemudian adalah Sumber Daya Alam yang dimana dimiliki oleh Indonesia sebaiknya digunakan dengan sebaik mungkin untuk kepentingan masyarakat Indonesia, bukan oleh para penguasa dan pejabat untuk kepentingan .
  • r2jhtolaxz.pages.dev/755
  • r2jhtolaxz.pages.dev/503
  • r2jhtolaxz.pages.dev/911
  • r2jhtolaxz.pages.dev/34
  • r2jhtolaxz.pages.dev/886
  • r2jhtolaxz.pages.dev/946
  • r2jhtolaxz.pages.dev/816
  • r2jhtolaxz.pages.dev/189
  • r2jhtolaxz.pages.dev/640
  • r2jhtolaxz.pages.dev/29
  • r2jhtolaxz.pages.dev/179
  • r2jhtolaxz.pages.dev/258
  • r2jhtolaxz.pages.dev/712
  • r2jhtolaxz.pages.dev/792
  • r2jhtolaxz.pages.dev/316
  • pengamalan sila ke 5 dalam eksploitasi sumber daya alam